artikan syair lagu ibu pertiwi
PPKn
CariEntaren
Pertanyaan
artikan syair lagu ibu pertiwi
1 Jawaban
-
1. Jawaban noraoktavia76
makna Ibu Pertiwi yang tidak lain adalah
konsep personifikasi nasional Indonesia. Dalam
agama Hindu, Ibu Pertiwi mengacu ke Dewi Bumi
atau Ibu Bumi. Sang Bapak adalah bapak angkasa
atau penguasa langit. Makna Ibu Pertiwi bagi
Indonesia tidak lain adalah tanah airku, tanah
tumpah darahku, tempat berlindung, tanah yang
suci, tanah yang sakti, hutan gunung sawah dan
lautan, simpanan kekayaan. Sang Ibu Pertiwi
menjadi sosok seorang ibu yang dicintai, ibu yang
membuai dan membesarkan anak anaknya, yang
dapat bersedih hati, bersusah hati, berlinangan air
mata, merintih dan berdoa, bergembira, dan
tempat untuk berbhakti dan mengabdi. Semua
warga bangsa Indonesia adalah anaknya, anak
bangsa atau putra kesayangannya. Karena ini
adalah konsep nasional, maka makna konteksnya
berbicara mengenai konsep kenegaraan. Indonesia
adalah Indonesia dan konsep ini terserap dan
diartikan bermakna khusus dalam alam
perjuangan nasional Indonesia. Personifikasi dari
sosok yang dibela, yang mendasari sikap
kepahlawanan dan menjadi alasan jiwa patriotik,
baik dalam masa perjuangan sebelum dan setelah
kemerdekaan. Atas nama Ibu Pertiwi,
pengorbanan jiwa dan raga, hidup atau mati,
adalah bukti jiwa pengabdian dan kecintaan pada
negeri yang merdeka.
Soekarno sering menyebutkannya Pratiwi. Sisi lain,
tidak berarti Soekarno satu satunya anak
kesayangan Ibu Pertiwi. Kata ini ada dalam lagu
lagu nasional, seperti Indonesia Pusaka, Ku Lihat
Ibu Pertiwi, dll. Dalam bait pertama lagu
kebangsaan Indonesia Raya ada kata “Jadi Pandu
Ibuku” dan bait ketiganya disebut dengan kata
“Ibu Sejati”. Kata ini milik semua warga Indonesia,
dalam dan luar negeri.
Cara termudah mengartikan konsep ini adalah bila
warganya memerankan diri sebagai pahlawan
nasional dalam praktek pengabdiannya kepada
negara. Atau dalam kekinian, bila warga
membayangkan dirinya seorang tentara nasional
dan siap siaga menghadapi perang dengan resiko
nyawa digaris terdepan. Atau lebih sederhana, bila
warga dipanggil negara untuk wajib perang. Maka
konflik interest pribadi, baik itu kepentingan
keluarga, istri dan anak, ataupun perjuangan
kelompok, golongan, kesukuan/ etnis menjadi
taruhan kuat atau lemahnya pertahanan dan
ketahanan nasional Indonesia yang berdaulat dan
punya harga diri yang setara di mata bangsa lain.
Patriotik menempatkan kepentingan negara di atas
segala galanya (dalam konteks kenegaraan).
Maka sebenarnya, bukanlah jamannya
mempertanyakan kembali persatuan dan kesatuan
bangsa. Atau masih perlukah tiap warganya
membuang energi, termakan provakasi,
membahas atau memperuncingkan perbedaan
antarwarga sendiri tanpa ada keinginan saling
menghargai, saling mengisi, saling memperkaya,
dan saling percaya? Sementara ia lahir dan besar,
hidup dan makan, berdoa dan bekerja di tanah
Indonesia yang merdeka. Dan negara itu ada
karena pengorbanan para pahlawan bangsa atas
segala kepentingan dan miliknya yang berharga
itu.
Makna konsep ini menjadi hambar, tidak bernilai,
jika pengabdian para pahlawan, atau tentara,
adalah penghargaan yang sesuai dengan
jamannya saja atau gajinya. Negara bukanlah
sekedar perusahaan. Negara ada sepanjang
jaman karena pengabdian rakyatnya dan negara
tidak melupakan sejarah. Konsep ini menjadi
kosong makna bila kemerdekaan hanya milik dari
satu bagian elemen atau komponen bangsa. Jika
kemerdekaan adalah hak segala bangsa, maka
kemerdekaan itu adalah hak dan milik semua
elemen bangsa. Bahwa penjajahan sesama
elemen bangsa harus dihapuskan, karena hal itu
juga berarti tidak sesuai dengan peri kemanusiaan
dan peri keadilan. Dengan demikianlah bangsa
dapat bersatu dan mengisi kemerdekaan dalam
konteks kekinian.